VomLaman

Senin, 27 Juli 2020

Manusia diharapkan menjadi Tanah yang baik

Inspirasi Bacaan Hari Minggu Biasa A/XV

Allah mengharapkan supaya hidup manusia itu berbuah. Jangan sampai
manusia kembali kepada Allah dalam kesia-siaan. Selaras dengan Injil, manusia diharapkan mampu menjadi tanah yang baik, yaitu mereka yang menerima firman, sabda atau ajaran, mengerti dan memahaminya serta melakukannya. Bukan menjadi tanah dinpinggir jalan, tanah berbatu atau tanah di semak duri karena memiliki mata tetapi tidak melihat, memiliki telinga tetapi tidak mendengar. Saudaraku, apakah kita sudah menjadi tanah yang baik bagi setiap firman, sabda dan ajaran dari Allah?

Untuk menjadi tanah yang baik, yaitu hidup yang mengerti dan memahami serta melakukan firman, sabda dan ajaran Allah, kita harus mampu menunjukkan paling tidak tiga aspek sikap terhadap firman, sabda atau ajaran tersebut. Pertama adalah “viva” atau hidup. Firman, sabda atau ajaran harus hidup. Tumbuh dan berkembang dalam diri kita. Tidak diam di tempat. Spiritualitas itu harus berkembang supaya berkualitas. Faktanya, banyak diantara kita imannya diam di tempat. Bertahun-tahun menjadi orang Katolik yang begitu-begitu saja. Spiritualnya statis sehingga tidak berkualitas. Hal kedua adalah “explicita”, artinya jelas, terang, tidak tersembunyi. Sikap kita terhadap firman, sabda dan ajaran seharusnya mampu memahami dengan sungguh jelas, terang, tidak setengah-setengah, hanya permukaan, hanya sekedarnya saja. Iman kita bukan dongeng atau tahayul, maka semua bisa terjelaskan dan dipahami dengan baik. Tidak ada yang tersembunyi dan tidak terjelaskan. Faktanya, tak jarang banyak diantara kita memiliki iman hanya sebagai identitas tempelan saja, kita tidk sungguh memahami firman, sabda dan ajaran dengan jelas, terang dan baik. Akibatnya, iman kita rapuh dan mudah hancur. Ketiga yaitu “operosa”, bahwa firman, sabda dan ajaran dalam diri kita hendaknya punya dampak, punya pengaruh. Firman, sabda dan ajaran itu harus selalu beroperasi dalam diri kita. Tidak hanya dipahami dan dimengerti tetapi dijalani dan dilakukan. Faktanya, seringkali kita mengerti tetapi tidak berbuat, memahami tetapi tidak bertindak. Paham bahwa mencintai itu baik tetapi masih memilih untuk membenci, paham bahwa mengampuni itu indah tetapi memilih untuk mendendam dan memusuhi, paham bahwa berdusta itu menyakiti tetapi masih saja hidup dalam kebohongan dan ketidakjujuran. Ya, firman, sabda dan ajaran tidak punya dampak, tidak punya pengaruh, tidak beroperasi dalam diri kita.

Saudaraku, sekali lagi Allah mengharapkan supaya hidup kita berbuah, jangan sampai kembali kepada-Nya dengan kesia-siaan. Mari menjadi tanah yang baik, yang mampu membuat firman, sabda dan ajaran yang ditaburkan dalam diri kita selalu hidup, dipahami dan berpengaruh sehingga hidup kita berbuah berkali lipat. 

Tuhan memberkati

Jangan lupa bahagia
Jangan lupa tersenyum
Jangan lupa berdoa

RDLJ


Disadur dari Renungan Harian RDLJ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar